Senin, 01 November 2010

Menjadi Guru yang Kritis dan Transformatif


Dalam manajemen pendidikan, guru merupakan tokoh sentral dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur sesuai dengan UUD 1945.
Guru sangat berperan penting dalam perkembangan peserta didik secara maksimal untuk mewujudkan tujuan hidupnya. Minat dan bakat seseorang peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa adanya guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah[1].

Jumat, 29 Oktober 2010

ISLAM LIBERAL dan OTORITARIANISME AGAMA TANTANGAN BAGI PERSATUAN

Sejak dulu islam di indonesia atau di belahan bumi yang lain bukan lah islam yang monolitik. Islam sebenarnya penuh dengan warna-warni dan beragam. Islam di mekah pakai surban dan jubah, sedangkan di indonesia pakai sarung dan peci,tentu lagi lain di negara lain. Ini hanyalah metafor. Tapi dalam kenyataannya banyak sebagian umat islam mencari islam yang sama. Islam yang dikalimnya islam yang murni, islam yang sejati. Padahal sangat lah sulit bahkan cenderung mustahil menemukan islam yang murni. Dilihat dari sejarah lahirnya islam,di arab, islam lahir dengan proses adaptasi dan adopsi. Di indonesia pun demikian, islam sekarang merupakan akulturasi dari budaya-budaya lokal. Pencarian islam yang murni dan otentik hanya akan melahirkan penolakan radikal terhadap tradisi dan kemodernan yang akan melahirkan perpecahan dan penegasian narasi dari komonitasnya yang berbeda : sekular dan islam puritan.
Padahal saat yang sama berbagai macam persoalan yang melanda umat islam seperti gelombang yang datang bergemuruh, bertubi-tubi dan sangat kompleks. Tentunya bukan dengan pemikiran otentik yang dapat menghidupkan islam dalam kancah global, akan tetapi dengan adanya akullturasi-akulturasi atau persilangan budaya.

Menuju Pengentasan Kemiskinan yang Tidak Memiskinkan


         
Pengentasan kemiskinan merupakan tantangan global negara-negara dewasa saat ini terutama negar-negara berkembang dan karenanya merupakan proses pembangunan yang berkelanjutan. Pun di Indonesia kemiskinan masih menjadi musuh utama pemerintah indonesia semenjak negara indonesia berdiri.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York tahun 2000 menetapkan upaya mengurangi separuh dari kemiskinan di dunia sebagai "Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals)" bagi negara-negara anggota PBB yang harus dicapai pada tahun 2015 melalui 8 jalur sasaran :

Kamis, 28 Oktober 2010

Ketimpangan Hukum Di Negara Hukum



Dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 amandemen ke-3 menyebutkan bahwa negara indonesia merupakan negara hukum yang artinya Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya[1]. Dan letak dasar filsuf itulah yang selama ini menjadi brand image negara kita.
Tanpa memandang siapa dan posisi apa, setiap warga negara yang melanggar hukum akan di minta pertanggung jawabannya di muka hukum sesuai dengan berat dan kecil suatu perkaranya dan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu kekuasaan atau kekuatan apapun
Prinsip itu harus melekat pada setiap penegak hukum di negara kita (Idealnya). Akan tetapi melihat kasus-kasus hukum yang terjadi di negara kita, sepertinya hukum hanya berlaku bagi orang miskin.

Rabu, 27 Oktober 2010

Pendidikan Vs Reality Show

Arus globalisasi telah menyentuh berbagai sendi kehidupan manusia di dunia. Cepatnya arus globalisasi menurut William K.Tabb (2003) mampu membentuk rezim perdagangan dan keuangan dunia serta mendefinisikan ulang kesadaran pada tingkat yang paling dekat dan lokal, mempengaruhi bagaimana orang memandang dirinya, ruang gerak anak-anak mereka dan entitas mereka sehingga mengalami perubahan akibat kekuatan globalisasi ini. Krisis multidimensional di Indonesia telah menggiring kehidupan masyarakat Indonesia dalam ranah-ranah pragmatis dan ironisnya, untuk memperoleh itu semua masyarakat kita terjebak dalam tatanan global yang dinamakan jalan pintas atau untuk memperolehnya dengan instan tanpa ada sebuah perjuangan.

Wajah Pendidikan Indonesia: Membangun Paradigma Pendidikan Nasional

Ksisis multidimensional selama kurun waktu hampir tiga dasawarsa yang melanda bangsa Indonesia membuka mata kita tentang mutu sumber daya manusia Indonesia, ketika ngomong tentang SDM berarti juga memebicarakan mutu dunia pendidikan bangsa Indonesia. Factor penyebab krisis memang banyak akan tetapi pondasi atupun factor yang sangat berperan adalah kurang bermutunya SDM kita. SDM kita kurang professional dan terkadang berbuat secara amoralitas.. Cita-cita awal didirikan bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam kenyataannya dan seiring berjalannya waktu mencerdaskan kehidupan bangsa hanya sekedar retorika yang termaktub dalam pembukaan UUD1945.